Minggu, 22 Oktober 2017

makalah ekonomi mikro fikrur

BAB 1
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Al-Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam artian luas. Al-Qur’an menekankan manfaat dai barang yang diproduksi.Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia.Berarti barang itu harus di produksi untuk memenuhi kebutuhan manusia,bukan untuk memproduksi barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia,karenanya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut dianggap tidak produktif.
Produksi adalah sebuah proses yang terlahir di muka bumi ini semenjak manusia menghuni bumi ini.Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam.Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi.Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti,begitu  pula sebaliknya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian produksi?
2.      Bagaimana kegiatan produksi yang diharamkan islam?
3.      Bagaimana prinsip-prinsip produksi dalam Ekonomi Islam?
4.      Apakah yang di maksud dengan Fungsi produksi?
5.      Bagaimana alternatif fungsi produksi











BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Produksi (muhammad fikrur

Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Secara teknis produksi adalah proses mentransformasi input menjadi output, tetapi definisi produksi dalam pandangan ilmu ekonomi jauh lebih luas.Intinya, Produksi adalah proses mencari, mengalokasikan dan mengolah sumber daya menjadi output dalam rangka meningkatkan mashlahah bagi manusia. Produksi juga mencakup aspek tujuan kegiatan menghasilkan output serta karakter-karakter yang melekat pada proses dan hasilnya.Tujuan dari  produksi yaitu untuk Pemenuhan kebutuhan manusai pada tingkat moderat,menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya,  menyiapkan persediaan barang/jasa dimasa depan,pemenuhan sarana bagi kegaitan social dan ibadah kepada Allah.[1]

B.   Kegiatan Produksi Yang Diharamkan Dalam Islam
Produksi yang diwajibkan dan dianjurkan dalam Islam adalah produksi/kerja yang baik, produktif, dan membawa berkah. Karenanya setiap kegiatan produksi harus dibarengi dengan sifat saleh dan bijak. Produksi tercapai keberkahan dan kesejahteraan, dalam melaksanakan kegiatan produksi haruslah memiliki aqidah yang benar, niat yang benar, pekerjaan yang sesuai dengan tuntutan agaka Islam, tidak meninggalkan ibadah wajib yang khusus, dan hasilnya harus membawa manfaat bagi masyarakat.

Islam melarang beberapa kegiatan produksi yang tidak memberikan manfaat bagi kebaikan hidup manusia. Di antara kegiatan produksi terlarang tersebut yaitu upah penjualan anjing, pelacuran, dan perdukunan. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari menyebutkan :
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Ibnu 'Uyainah dari Az Zuhri dari AbunBakar bin Abdurrahman bin Al Hariits dari Abu Mas'ud dia berkata; Nabi SAW melarang dari upah penjualan anjing,upah pelacuran dan upah dari perdukunan."
Kegiatan yang didasarkan pada pelacuran bukan hanya tercela, namun juga memberi dampak negatif yang cukup besar dan dapat menghilangjan kecusian manusia, terlebihh pelacuran termasuk katagori dosa besar. Kegiatan perdukunan merupakan wujud ketidakpercayaan seorang profusen terhadapnbarang yang dihasilkan, ketidakmampuan berkompetisi dengan produsen lain dan menyandarkan keberhasilannya pada satu kekuatan tidak terlihat sehingga potensial menyebabkan persaingan tidak sehat. Lebih darinitu, kegiatan produksi demgan mengandalkan perdukunan menunjukkan ketidakpercayaan seorang produsen terhadap Allah SWT.

Contoh lain dari kegiatan produksi yang terlarang dalam Islam yaitu memproduksi atau menjual darah dan penjualan anjing. Anjing adalah hewan yang sudah dikenal dan diharamkan memilikinya dan manfaatnya kecuali dalam hal-hal yang dibolehkan syariat, di antaranya anjing penjaga tanaman, anjing penjaga ternak, anjing pemburu dan sebagainya.

Kegiatan produksi yang dilarang lainnya yaitu kegiatan produksi yang didasarkan pada Riba dan menato. Larangan memproduksi barang-barang dan jasa yang haram dan merusak, karena adanya korelasi yang kuat antara produksi dan konsumsi. Produksidan konsumsi harus mencerminkan kebutuhan yang hakiki bagi manusia, sehingga didapatkan keberkahan sumber-sumber ekonomi yang dikaruniakan Allah kepada kaum Muslimin.[2]
C.   Prinsip-prinsip Produksi dalam Ekonomi Islam

Pada prinsipnya kegiatan produksi terkait seluruhnya dengan syariat Islam, dimana seluruh kegiatan produksi harus sejalan dengan tujuan dari konsumsi itu sendiri. Konsumsi seorang muslim  dilakukan untuk mencari falah (kebahagiaan), demikian pula produksi dilakukan untuk menyediakan barang dan jasa guna falah  tersebut.
Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah Saw memberikan arahan mengenai prinsip-prinsip produksi,yaitu sebagai berikut:  
1.      Tugas manusia di muka bumi sebagai khalifah Allah adalah memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalnya. Allah menciptakan bumi dan langit berserta segala apa yang ada di antara keduanya karena sifat Rahman dan Rahiim-Nya bkepada manusia. Karenanya sifat tersebut juga harus melandasi aktivitas manusia dalam pemanfaatan bumi dan langit dan segala isinya.
2.      Islam selalu mendorong kemajuan di bidang produksi. Menurut Yusuf  Qardhawi, Islam membuka lebar penggunaan metode ilmiah yang didasarkan pada penelitian, eksperimen, dan perhitungan. Akan tetapi Islam tidak membenarkan penuhan terhadap hasil karya ilmu pengetahuan dalam arti melepaskan dirinya dari Al-qur’an dan Hadis.
3.      Teknik produksi diserahklan kepada keingunan dan kemampuan manusia. Nabi pernah bersabda:”kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.”
4.      Dalam berinovasi dan bereksperimen, pada prinsipnya agama Islam menyukai kemudahan, menghindari mudarat dan memaksimalkan manfaat. Dalam Islam tidak terdapat ajaran yang memerintahkan membiarkan segala urusan berjalan dalam kesulitannya, karena pasrah kepada keberuntungan atau kesialan, karena berdalih dengan ketetapan-Nya, sebagaimana keyakinan yang terdapat di dalam agama-agama sealin Islam. Seseungguhnyan Islam mengingkari itu semua dan menyuruh bekerja dan berbuat, bersikap hati-hati dan melaksanakan selama persyaratan. Tawakal dan sabar adalah konsep penyerahan hasil kepada Allah SWT. Sebagi pemilik hak prerogatif yang menentukan segala sesuatu setelah segala usaha dan persyaratan dipenuhi dengan optimal.[3]
Adapun kaidah-kaidah dalam berproduksi antara lain adalah:
1.      Memproduksikan barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi.
2.      Mencegah kerusakan di muka bumi, termasuk membatasi polusi, memelihara keserasian, dan ketersediaan sumber daya alam.
3.      Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta  mencapai kemakmuran. Kebutuhan yang harus dipenuhi harus berdasarkan prioritas yang ditetapkan agama, yakni terkait dengan kebutuhan untuk tegaknya akidah/agama, terpeliharanya nyawa, akal dan keturunan/kehormatan, serta untuk   kemakmuran  material.
4.      Produksi dalam islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemanirian umat. Untuk itu hendaknya umat memiliki berbagai kemampuan, keahlian dan prasarana yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan spiritual dan material. Juga terpenuhinya kebutuhan pengembangan peradaban, di mana dalam kaitan tersebut para ahli fiqh memandang bahwa pengembangan di bidang ilmu, industri, perdagangan, keuangan merupakan fardhu kifayah, yang dengannya manusia biasa melaksanakan urusan agama dan dunianya.
5.      Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia baik kualitas spiritual maupun mental dan fisik. Kualitas spiritual terkait dengan kesadaran rohaniahnya, kualitas mental terkait dengan etos kerja, intelektual, kreatifitasnya, serta fisik mencakup kekuatan fisik,kesehatan, efisiensi, dan sebagainya. Menurut Islam, kualitas rohiah individu mewarnai kekuatan-kekuatan lainnya, sehingga  membina kekuatan rohaniah menjadi unsur penting dalam produksi Islami.
D.   Fungsi Produksi (Ayunita Indri Solekha)
            Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir di muka bumi ini semenjak manusia menghuni planet ini. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam. Untuk menyatukannya, ini sudah di atur oleh Allah Swt. Bumi adalah lapangn atau medan, sedangkan manusia adalah pengelolanya. Apa yang di ungkapkan para ekonom tentang modal dan sistem tidak akan keluar dari unsur kerja/ upaya manusia. Sistem atau aturan adalah perencanaan arah, sedangkan modal (oleh Yusuf Qordhawi) dalam bentuk prasarana diartikan sebagai hasil kerja yang disimpan.[4]
            Faktor utama produksi adalah kualitas dan kuantitas manusia (labor), sistem  (teknologi) dan modal. Nilai universal lain dalam ekonom islam tentang produksi adalah adanya perintah untuk mencari sumber-sumber yang halal dan baik bagi produksi dan memproduksi dan memanfaatkan output produksi pada jalan terbaik dan tidak menzalimi orang lain. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antara jumlah input dan output (yang berupa barang/jasa) yang dihasilkan dalam satu produk.
            Output dapat dihasilkan dengan kombinasi input yang berbeda untuk menghasilkan barang dengan teknologi yang efisien.[5]
            A production function describes the relationship between the quantity of output obtainable per periode of time.[6]



 f ( Xa1, Xb1, Xc1,.....,Xn)
Keterangan, Xa1, Xb1, Xc1, Xn; menunjukan jumlah dari kombinasi input dan Q menunjukan jumlah output. Prinsip produksi adalah produksi dapat berjalan sehingga mampu mencapai tingkat paling maksimum dan efisien dengan (1) memaksimalkan output dengan  menggunakan input tetap, (2) meminimalkan penggunaan input untuk mencapai tingkat output yang sama. Fungsi produksi untuk memproduki barang Q untuk dua variable independen dapat diformulasiakan sebagai :
Q = f (K,L)
Yang menunjukan berapa jumlah maksimal barang Q yang dapat diproduksi dengan menggunakan alternatif kombinasi input. Fungsi produksi menunjukan sifat perkaitan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan dan jumlah produksi yang berbeda-beda dengan sendirinya akan memerlukan berbagai faktor produksi tersebut dalam jumlah yang berbeda-beda juga.[7]

Q = f (K, L, R, T)
Di mana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja, R adalah kekayaan alam dan T adalah tingkat teknologi yang di gunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya.[8] Tingkat produksi sesuatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan.[9]





K (jam/mesin)

 


                                                                                               
                                                                                                  Q3

                                                                                            Q2
                                                                                   
                                                                                        Q1              
            0                                                                                              L (Jam/ tenaga kerja)
            Kurva dengan tingkat produksi yang berbeda, yaitu Q1, Q2, dan Q3.

Fungsi produksi menunjukan unit total dari produk sebagai fungsi dari unit masukan. Misalkan usaha rumah tangga memproduksi batu bata secara tradisional, dengan memanfaatkan tanah liat dan tenaga manusia. Drngan mengasumsikan bahwa tidak ada teknologi dan modal tambahan untuk meningkatkan produksi. Maka proses produksi dapat ditulis sebagai berikut :
Q (quantity dari batu bata) =f (labor)
Semakin banyak jumlah tenaga kerja maka akan meningkatnya produksi batu bata. Namun jika ada penambahan tenaga kerja, maka fungsi dari total prodksi dapat ditulis sebagai berikut:
Q = 14X + 10  
Sedangkan untuk marginal product (keluaran tambahan yang dihasilakan oleh satu unit tambahan tenaga kerja) adalah hasil dari derivasi ( penurunan) dari fungsi total produksi, Produksi marginal dari setiap input dalam proses produksi adalah kenaikan dalam jumlah barang yang diproduksi dari satu tambahan unit input tersebut[10]. Rumus produksi marginal antara lain :
MP = 
MP = 14 + 20X  3
Setiap penambahan satu unit input dapat berdampak pada kepada peningkatan keluaran, sehingga apabila setiap tambahan satu unit mempunyai dampak yang lebih kecil maka berlakulah hukum “ hasil yang semakin menurun (the low of diminishing returns)
            Sedangkan rata-rata kemampuan produksi dari setiap individu atau input dapat dinotasikan sebagai average product yang didapati dari :
AP = 
AP = 14 + 10X

Isaquant adalah kurva yang menunjukan berbagai kombinasi sumber daya yang akan menghasilkan suatu tingkat output tertentu. Kombinasi sumber daya dengan biaya terendah tergantung pada produktivitas sumber daya dan biaya relatif dri sumber daya.[11] Fungsi produksi dengan proposi tetap menggambarkan situasi di mana metode produksi bersifat terbatas.[12]








E.     Alternatif Tipe Fungsi Produksi
      
  Fungsi produksi mempunyai tiga kemungkinan  yaitu:

 1. Increasing return.
 2. Decresing return.
 3. negative return.

Tentu saja sebuah kurva termasuk fungsi produksi di turunkan dari kondisi yang
Nyata yang di hadapi oleh sebuah produsen atau industry. Dan tentu fungsi produksi yang di hadapi di antara produsen dapat berbedabeda. Secara kesuluruhan karakteristik fungsi produksi dapat di klasifikasikan sebagai berikut;

1.      Constant return to variable input

Untuk produsen yang mempunyai linier maka setiap kali penambahan variable input akan berdampak pada penambahan output sama besarnya. Secara umum formula untuk menerangkan hubungan input dan output yang mempunyai fungsi linier dapat di rumuskan sebagai berikut:
Q = a + Bx       Dimana Q        menunjukkan jumblah output, X mempresentasikan jumlah unit input yang digunakan dalam periode tertentu a dan b adalah konstanta. Fungsi produksi dmulai dari titik origin sehingga dapat katakan bahwa nilai konstanta a adaah nol. Untuk selanjutnya fungsi produksi dapat di tulis sbb:

  Q = Bx


Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa AP = MP =b, AP dan MP membentuk garis lrus yang konstan (b).

2.        Decreasing return to variable input.

Untuk produsen yang mempunyai fungsi simple quadrat, maka setiap kali dilakukan penambahan variable input akan berdambak kepada peenurunan untuk menerangkan hubungan input dan output yang mempunyai fungsi simple quadrat dapat di rumuskan sbb: Q= a +b X – c X2
Bila kita mengasusikan fungsi dimulai dari titik origin maka formula diatas dapat di tulis sbb:
Q=b X- c X2, maka setiap kali penambahan input (x) maka akan berdambak pada penurunan nilai Q.
Penambahan input sebelum production function menembus titik point of diminishing returns, memiliki nilai tambahan yang berkurang walaupun penambahan output tetap positif. Namun, ketika input sudah melampaui X1, maka satu unit penambahan input aka berdampak pada penurunan jumlah output secara negative.

3.      Increasing return to variable input

Karateristik fungsi produksi yang ketiga ini adalah setiap penambahan input produksi
maka akan berdampak pada peningkatan nilai tambah output yang diproduksi. Misalkan penambahan satu unit input yang pertama memiliki nilai tambah output sebesar 10 unit, sedangkan penambahan satu unit input yang kedua memiliki nilai tambah output sebesar 12 unit.
Formula yang dapat digunakan untuk menerangkan kondisi ini adalah sbb: Q= a X + c X2
Jika kita mulai dari titik origin dan, nilai b dan c adalh positif maka formula dari fungsi  produksi adalah: Q= b X+ c X2. [13]













DAFTAR PUSAKA

·         Pusat pengkajian dan Pengembangan ekonomi Islam, Ekonomi Islam, (Jakarta:Rajawali Pers, 2009)
·         Surtahman, Kastin Hasan, Ekonomi Islam (Bangi: Univ. Kebangsaan Malaysia, 1990), halm. 18-19
·         Mustofa, Edwin Nasution, dkk. Pengenalan Eksklusif Ekonom Islam (Jakarta: Kencana, 2007)
·         Sukirno, sadono PT. Rajagrafindo Persada 1994 Pengantar Ekonomi Mikro Edisi kedua

·         Sukirno, Sandono PT. Rajagrafindo Persada 2015 Mikroekonomi Teori Pengantar

·         [1] Sukirno, sadono PT. Rajagrafindo Persada 1994 Pengantar Ekonomi Mikro Edisi kedua
·         [1] Gregory, Mankiw N, dkk 2012 Salemba empat Pengantar Ekonomi Mikro
·         [1] Eachern, Wiliam A, Salemba empat 2001 Ekonomi mikro pendekatan kontemporer
·         [1] Pindyck, Robert  S, dan Rubinfeld Daniel L, Erlangga 2012 Mikroekonomi

·         Karim, Adiwarman [KAR] 2013 Ekonomi Mikro Islam

·         [1] Sugiarto, dkk Gramedia 2000 Ekonomi Mikro Sebuah kajian komprehensif

·         [1] Arthut Thompson and John, Formby, Economics of the Firm: Theory and Practice, (New Jersey:Prentice-Hall, 1993)

·         Karim Adiwarman.2007.Ekonomi Mikro Islam.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada




[1] Pusat pengkajian dan Pengembangan ekonomi Islam, Ekonomi Islam, (Jakarta:Rajawali Pers, 2009)
[2] Surtahman, Kastin Hasan, Ekonomi Islam (Bangi: Univ. Kebangsaan Malaysia, 1990), halm. 18-19
[3] Mustofa, Edwin Nasution, dkk. Pengenalan Eksklusif Ekonom Islam (Jakarta: Kencana, 2007)
[4] Karim, Adiwarman [KAR] 2013 Ekonomi Mikro Islam
[5] Sugiarto, dkk Gramedia 2000 Ekonomi Mikro Sebuah kajian komprehensif
[6] Arthut Thompson and John, Formby, Economics of the Firm: Theory and Practice, (New Jersey:Prentice-Hall, 1993)
[7] Sukirno, sadono PT. Rajagrafindo Persada 1994 Pengantar Ekonomi Mikro Edisi kedua
[8] Sukirno, Sandono PT. Rajagrafindo Persada 2015 Mikroekonomi Teori Pengantar
[9] Sukirno, sadono PT. Rajagrafindo Persada 1994 Pengantar Ekonomi Mikro Edisi kedua
[10] Gregory, Mankiw N, dkk 2012 Salemba empat Pengantar Ekonomi Mikro
[11] Eachern, Wiliam A, Salemba empat 2001 Ekonomi mikro pendekatan kontemporer
[12] Pindyck, Robert  S, dan Rubinfeld Daniel L, Erlangga 2012 Mikroekonomi
[13] Karim Adiwarman.2007.Ekonomi Mikro Islam.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar